Archive September 2009

Sekilas tentang Jurnalistik


Jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Ditelusur dari akar katanya (diurma harian, Latin; jour hari, Prancis), jurnalistik adalah kegiatan membuat laporan harian, mulai dari tahap peliputan sampai dengan penyebarannya. Jurnalistik sering disebut juga sebagai jurnalisme (journalism). Berdasarkan media yang digunakannya, jurnalistik sering dibedakan menjadi jurnalistik cetak (print journalism) dan jurnalistik elektronik (electronic journalism). Beberapa tahun belakangan ini muncul pula jurnalistik online (online journalism).

Di samping jurnalistik atau jurnalisme dikenal pula istilah pers (press). Dalam pengertian sempit
pers adalah publikasi secara tercetak (printed publication), melalui media cetak, baik suratkabar, majalah, buletin, dsb. Pengertian ini kemudian meluas sehingga mencakup segala penerbitan, bahkan yang tidak tercetak sekalipun, misalnya publikasi melalui media elektronik semacam radio dan televisi. Berdasarkan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa jurnalistik tercakup sebagai bidang kegiatan pers; sementara tidak semua kerja pers tercakup sebagai jurnalistik. Walaupun begitu, sering kali keduanya dipersamakan atau dicampuradukkan.
(syiar rockaholic)

desain grafis

by thesarx



by: thesarx





Ta'aruf Dan Pengenalan MISSI Cyber

Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) MISSI mengadakan ta'aruf kepada mahasiswa Fakultas Dakwah pada umumnya dan mahasiswa baru angkatan 2009. Acara yang berlangsung di Laboratorium Fakultas Dakwah ini dilaksanakan pada Selasa (8/9) dari mulai pukul 09.00-11.30. Dengan dibuka oleh Drs. H. Anasom,M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program kerja yang telah ditargetkan oleh pengurus LPM MISSI. Dengan jumlah peserta sebanyak 80 mahasiswa baru dan lama ini berlangsung amat meriah. Adapun rangkaian acara pada Ta'aruf LPM MISSI adalah pembukaan, pengenalan produk, pengenalan kegiatan-kegiatan dan perkenalan pengurus LPM MISSI.
Ketika Litbang LPM MISSI memberikan informasi tentang KMK yaitu suatu komunitas yang berada di bawah naungan MISSI semua peserta tertawa. "KMK adalah kependekan dari Kaum Miskin Kampus akan tetapi sekarang sudah berubah menjadi Komunitas Mahasiswa Kreatif". Jika dulunya KMK memang wadah orang yang ridak berpunya tapi sekarang KMK adalah wadah orang yang banyak kreasi. Selamat Begabung di Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) MISSI.........by. panitia

Ta'aruf HMJ KPI

Senin (7/9) Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (HMJ KPI) mengadakan Ta'aruf dengan angkatan 2009 yang bertempat di aula laboratorium Fakultas Dakwah. kegiatan ta'aruf ini bertujuan agar mahasiswa angkatan baru bisa mengenal HMJ sebagai wadah ekspresi dan kegiatan mahasiswa mengenai jurusan, khususnya HMJ KPI.
Dari kegiatan ini agar mereka lebih mengenal HMJ-nya dan jurusan. menurut katua HMJ KPI Puji Lestari Ahditia, bahwasanya mahsiswa angkatan 2009 agar lebih mengenal lebih dekat dengan pengurus HMJ nya. Panitia sudah menyiapkan jauh-jauh hari, karena kegiatan ini menjadi kegiatan rutinan tahunan. Selain itu juga ada pengenalan Badan Otonom Mahasiswa yang mana badan ini berada di bawah naungan HMJ KPI. Antara lain Dakwah Media Watch (DMW), Broadcast Community, Radio Community dan Writing Lovers.

Organisasi ekstra bergulat kader di kampus.

Dakwah- (7/9) OMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus) kembali berulah dengan membuka pendaftaran didalam kampus,
Hal itu tentu melanggar SK Rektor tentang tata tertib keorganisasian. Hal ini bukan pertama kali, pada ta'aruf pun mereka menggunakan cara haram di Fakultas Dakwah yaitu pembagian brosur didalam kampus. Hal ini sangat disayangkan karena mahasiswa baru yang belum mengerti tentang hal itu. Mereka selalu dimasuki ideologi-ideologi yang nota bene hal itu hanya boleh dilakukan diluar kampus, yang lebih parahnya mereka menghasut Mahasiswa baru dengan untuk tidak ikut organisasi intra " mereka mengfitnah dan menjelekan UKM" tutur salah satu anggota UKM di Fakultas Ushuluddin.




Tentang Tari Pendet, Malaysia Salahkan Discovery Chanel

Pemerintah Malaysia menyalahkan jaringan televisi kabel Discovery Channel atas penggunaan tari pendet Bali dalam iklan promosi pariwisata negeri itu belum lama ini.

Kemunculan iklan promosi itu telah memicu kemarahan di Indonesia. Ratusan orang berunjuk rasa di berbagai tempat termasuk di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dan menuduh Malaysia mencuri tari pendet Bali.

Menteri Kebudayaan Malaysia, Rais Yatim, Jumat (4/9) mengatakan, kesalahan telah dilakukan oleh Discovery Channel yang memproduksi video klip berdurasi 30 detik untuk mempromosikan secara serial keunikan Malaysia. Secara terpisah, Jaringan Discovery untuk Asia-Pasifik mengatakan, pihaknya menyesal telah menggunakan video klip tarian Bali itu.

Menurut Discovery, gambar itu bersumber dari pihak ketiga yang independen. "Klip promosi itu telah dihilangan," demikian pernyataan tertulis Discovery, seraya menambahkan bahwa, "Sama sekali tidak ada maksud untuk menimbulkan terjadinya kesalahpahaman atau pun masalah."

Rais Yatim menegaskan, video klip itu tidak ada kaitan dengan produser film di Malaysia dan tidak pelu bertengkar di depan umum tentang hal itu atau menjadi emosional.

Pada tahun 2007, Indonesia pernah mengancam akan menuntut Malaysia karena menggunakan lagu dan tarian tradisional Indonesia dalam kampaye pariwisatanya. Kedua negara lalu duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Jero Wacik, Jumat, mengatakan, minggu lalu dia telah menulis surat protes kepada Malaysia. Jero Wacik mengatakan, tindakan Malaysia tersebut mencederai kesepakatan bersama tahun 2007 untuk menghargai warisan budaya masing-masing negara. Menurut dia, Malaysia telah berjanji untuk menegur rumah produksi yang memproduksi video klip itu.

(sumber kompas 4 searptember 2009)

Dies Natalis KSK WADAS

Kelompok Seni Kampus (KSK) WADAS Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang merayakan ulang tahun hari kelahirannya yang ke-29 di Audit II kampus 3, rabu-minggu (5-9/11) lalu.
Acara yang bertemakan “Gelar Budaya” ini sempat menyita banyak perhatian, bukan hanya yang ada di lingkungan kampus IAIN Walisongo, tetapi ada juga yang dari kampus-kampus lain yang ada di semarang dan sekitarnya, pasalnya pihak panitia juga mengundang berbagai pekerja seni, baik lokal maupun luar kampus
Albert (24) selaku panitia pelaksana sekaligus pekerja seni wadas mengatakan, “ Maksud dari tema Gelar Budaya adalah karena hal ini sangat terkait dengan prinsip wadas, yakni seni dan budaya. Dan saya berharap agar dengan semakin bertambahnya umur para pekerja seni wadas lebih kreatif, baik yang sudah bergabung maupun yang akan bergabung di kemudian hari”.

Kekecewaan TVRI terhadap mahasiswa fakultas dakwah

Kamis, 6 november 2008 silam, para mahasiswa angkatan 2008 hasil seleksi penerimaan anggota baru MBS FM dan para panitia beserta pembimbing Fakultas Dakwah hari itu berkunjung di TVRI dan radio-radio di Semarang. Kunjungan itu merupakan hasil kerja sama antara ketua HMJ KPI dengan ketua radio kebangaan Fakultas Dakwah “MBS FM”. Sebelum kunjungan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan penyeleksian karena peminatnya lumayan banyak dan yang diambil hanya 15 mahasiswa.
Leonard, seorang ibu yang bekerja sebagai kepala staf di stasiun TVRI (Televisi Republik Indonesia) mengaku sangat kecewa dengan kunjungan itu, karena keterlambatan dari pihak IAIN. Keterlambatan yang tidak sengaja itu membuat pembatalan schedule yang dilakukan staf TVRI, jadi kedatangan mahasiswa IAIN Walisongo jadi tidak berguna dan percuma. Dan kesalahannya lagi adalah tidak adanya komunikasi, padahal perjanjian jam satu sudah harus berada di TVRI, tapi malah molor sampai jam setengah tiga.
Padahal di dunia Broadcasting waktu sangat berharga, dan tiap detik adalah uang. Kalau presenter terlambat satu menit saja akan di skor selama satu bulan, tanpa pesangon bahkan resiko seorang presenter bisa dipecat. Hitungan profit di Jakarta 30 detik sama dengan 1 M (satu milyar), itu dikarenakan nilai profit sangat diperhitungkan. Jadi staf TVRI sangat menyayangkan kejadian itu dan berharap semoga tidak terulang kembali serta dijadikan pelajaran untuk dapat menghargai waktu.

Politik Kampus

Politik memang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Begitu pun juga yang terjadi dalam kehidupan di dunia perkuliahan atau lebih kompleks lagi dalam lingkup kampus. Kampus adalah tempat mencetak kaum-kaum intelek, hal itu menjadikan kampus tempat yang sangat strategis dalam pengembangan wacana, skill, dan keilmuan. Begitu pula dalam illmu pengetahuan berpolitik, mahasiswa dituntut untuk mengembangkan sendiri keilmuan yang mereka dapat dari proses belajar di dalam kelas dengan tetap mengindahkan disiplin ilmu. Dalam mengaplikasikannya perlu dengan pengalaman berorganisasi yang dapat menjadikan mahasiswa mampu terjun langsung di lapangan.
Kampus sebagai bentuk miniatur sebuah negara, di dalamnya terdapat birokrasi-birokrasi pemerintahan yang menjalankan amanat dari para mahasiswa. Kampus merupakan suatu wadah pengembangan skill dan kemampuan mahasiswa dalam berorganisasi dan juga menangani sebuah pemerintahan. Pemerintahan yang berada di bawah naungan Fakultas Dakwah terdiri atas Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas (MPMF), Senat Mahasiswa (SEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) merupakan bentuk nyata dari sistem perpolitikan yang berjalan di lingkungan Fakultas Dakwah. Sebagaimana Fakultas Dakwah, setiap Fakultas di IAIN Walisongo juga telah memiliki wadah organisasi dengan nama masing-masing .
Peta politik berjalan mulai dari para pembesar yang berkecimpung dalam kubangan birokrasi, mahasiswa-mahasiswa aktivis yang bergelut dengan idealisme, ideologi, serta kepentingannya masing-masing, berperanan penting dalam mengendalikan berjalannya politik dikampus. Mahasiswa aktivis dalam Ekstra kampus sangat bisa menjadi orang yang berpengaruh menjadi politikus dan berkompeten dalam mengendalikan roda pemerintahan yang berjalan di kampus.
Berjalannya perpolitikan di kampus tidak terlepas dari campur tangan OMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus), meski dalam hal ini OMEK tidak terjun secara langsung. Tetapi dengan mayoritas suatu kelompok dapat memegang kendali birokrasi yang terdapat di dalam perguruan tinggi tersebut. Kelompok mayoritas maupun minoritas sama-sama mempunyai ambisi untuk menguasai kampus. Kelompok mayoritas yang dengan kader yang lebih banyak berusaha menggunakan kekuatan jumlah anggotanya untuk berkuasa. Sedangkan kelompok minoritas dengan sedikit massa, mereka menggunakan celah atau kelemahan kelompok mayoritas untuk menjatuhkan dan berusaha merusak citra kelompok mayoritas.
Menurut Esta (20) ketua HMJ KPI, berpendapat bahwa “mahasiswa dalam berpolitik ini tergantung dari personalnya, namun biasanya ia lebih dipegang oleh suatu sistem. Sistem yang berjalan pun masih dipegang kendali oleh sebuah organ yang tidak mungkin dapat dilepaskan dari sistem perpolitikan di kampus ini. Tetapi dalam menjalankan politik sendiri, mahasiswa diberi keleluasaan untuk mengaktualisasikan diri dengan cara tertentu selama hal tersebut masih dinilai etis dan layak karena setiap disiplin ilmu itu mempunyai etika”.
Sesuai sekali dengan apa yang dilontarkan oleh Qomari bahwa “mereka dalam setiap mengambil keputusan dan menjalankan suatu kegiatan yang dilakukan di Intra kampus masih bertanya kepada senior-senior yang sudah berpengalaman meskipun mereka orang ekstra, tapi dia menganggap dalam hal ini bukan sebagai orang ekstra tetapi melainkan sebagai seorang senior. Maka inilah yang menjadikan anggapan dari para mahasiswa bahwa sistem itu dikendalikan oleh ekstra tetapi mereka hanya meminta pendapat saja”, begitu tuturnya.
Lebih lanjut Evin (20) menuturkan bahwa politik yang berjalan di kampus ini sesungguhnya memang ada kaitannya dengan dominasi ekstra. Karena bagaimana pun di perguruan tinggi itu merupakan ladang yang subur untuk menumbuhkan benih-benih keorganisasian yang lebih matang dan merupakan ajang untuk membina mahasiswa dalam berorganisasi. Kalau pun ada dominasi dari salah satu ekstra itu merupakan hal yang wajar terjadi, karena bukan hanya di IAIN saja yang begitu, tetapi di Universitas-universitas lain juga didominasi oleh ekstra termasuk juga Universitas yang tidak berbasis Islam. Dengan begitu yang mendominasilah yang akan berkuasa di lingkungan kampus tersebut, termasuk dalam birokrasinya.
Sangat berbeda sekali dengan apa yang dilontarkan oleh Neha (20) (ketua HMJ Manajemen Dakwah) bahwa “Politik kampus tidak ada kaitannya dengan OMEK, karena ekstra berjalan sendiri dan kebijakan di intern kampus kita berjalan sendiri, kalaupun ada seorang yang dipilih oleh mahasiswa menjadi pemimpin jurusan (contohnya), dimungkinkan karena ada kedekatan emosional mahasiswa terhadap orang yang menjadi calon ketua. Bukan karena yang lain”, begitu tuturnya.
Dalam berpolitik di kampus bukanlah semata-mata untuk mendapatkan kekuasaan saja, tetapi yang lebih penting adalah mahasiswa mendapatkan pelajaran dalam mengelola sebuah organisasi dan melakukan cara untuk mendapatkan apa yang organisasi inginkan, dengan berbasis pergerakan atau sebagainya. Tetapi tidak menutup mata apabila dalam melaksanakannya banyak terjadi perselisihan dan kontra antara satu dengan yang lain atau juga antar kelompok, yang dapat menjadikan perpecahan diantara mereka.


Peringatan Maulid Nabi di Fakultas Dakwah


Kamis (12/03/2009) ba’da dhuhur, cuaca cukup panas tetapi berbeda dengan nuansa yang berada di dalam laboratorium Fakultas Dakwah. diiringi syair rohani sejarah nabi SAW dengan lantunan suara mahasiswa dan mahasiswi mengubah gedung laboratorium lantai 2 yang awalnya sepi sunyi tampak memancarkan cahaya surgawi saat perayaan maulid nabi yang di adakan di Fakultas Dakwah oleh UKM KORDAIS. Salah satu panitia acara, Nadhirotun nisa’ mengatakan “perayaan bulan ini terlihat meriah walaupun fasilitas kursi masih ada yang kosong namun apa yang menjadi harapan kami adalah agar mahasiswa atau mahasiswi tidak lupa dengan orang yang mereka jadikan panutan yakni Nabi Muhammad SAW”.
Walaupun acara ini tentulah mengeluarkan dana yang ditaksir sebesar Rp. 400.000 namun finansial apalah artinya jika dibanding dengan syafaat Nabi ditambah lagi acara inti oleh bapak Khomaruddin MAg yang menceritakan riwayat munculnya perayaan Maulid Nabi yakni pada saat perang salib yang di pimpin Al- Ayubi untuk membakar semangat prajurit-prajuritnya agar semangat dan gigih dalam perang.

Aku Senang Bersamamu

oleh: Aqif

Alam semesta mulai menampakkan indahnya nuansa pagi, suara ayam berkokok kencang seiring sang laba-laba merangkai rumahnya di tengah-tengah rindangnya pohon mangga. Langkah kaki begitu bergegas menuju tempat biasanya aku menunggu angkutan umum lewat, tak lama kemudian
“ pasar-pasar, alun-alun, terminal Puri”.
Pegangan tangan kondektur seakan tidak mau lepas dari engsel pintu angkot nya. Aku segera melambaikan tangan ke arah angkutan tersebut.
“mau kemana mas?”
“mau menengok nenek pak, terminal Puri”.
Sementara aku berdiri di samping kondektur, dikarenakan tempat duduk sudah penuh dengan penumpang, tak lama kemudian ada salah satu penumpang turun, akhirnya aku mendapat tempat duduk, kurang lebih baru lima menit aku menempati tempat duduk itu, angkot berhenti mendadak dan ada seorang salah satu penumpang (ibu-ibu yang sedang hamil), aku berdiri dari tempat dudukku. Ku pikir, tempat duduk itu lebih tepat untuk seorang ibu yang sedang hamil. Karena naluri kemanusiaanku masih berjalan normal. Tak lama kemudian
“Terminal Puri…terminal Puri…terminal Puri Siapa yang turun?”
Dan aku turun di terminal puri, letaknya tidak jauh dari tempat dimana nenekku dirawat.
Aku belum tahu daerah ini, rumah sakitnya pun aku belum tahu, ku putuskan untuk bertanya.
“ Pak numpang tanya, dimana alamat rumah sakit Mardi Rahayu?” aku bertanya kepada bapak tukang becak. Dan ia menjawab dengan tergesa-gesa
“Mas jalan terus saja , ntar ada perempatan belok ke kiri, nanti di situ ada tulisannya Rumah Sakit Mardi Rahayu”
“Terima kasih pak”.
Aku segera bergegas ke arah yang sudah di kasih tahu oleh tukang becak tadi, dan masuk pintu utama rumah sakit untuk menuju ke ruang dimana nenek dirawat, akhirnya saya bertemu dengan nenek yang tersenyum melihat kedatanganku “ silakan masuk!” Suara nenek yang masih lemas.
Aku segera masuk.
“kamu datang pagi sekali, nenek sudah sembuh kok, besok juga sudah boleh pulang, bapak dan ibu mana?”
“Bapak dan ibu masih di pasar nek”.
Besok nenek sudah sembuh dan bisa dibawa pulang ke rumah. Hatiku senang sekali mendengarnya.
Tak lama kemudian bapak dan ibu datang.
“Bu’ nenek besok sudah boleh dibawa pulang jadi kita bisa berkumpul lagi sama nenek”. Kataku dengan wajah yang penuh ceria.
“Jadi kita pulangnya besok saja bareng nenek ya dek…!” Ibu sambil mengelus-elus tangan nenek.
Malam sudah berlalu, suara dering alarm di HP-ku mencoba membangunkanku dari nyenyak tidurku. Aku segera membereskan barang-barang yang ada di sekitar tempat tidur nenek, tak lama kemudian ada seorang dokter menghampiri ortu’ku dan memberitahukan bahwa nenek sudah bisa dibawa pulang. Akhirnya aku, bapak, ibu bersama nenek bergegas untuk segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku mencoba membawa nenek menuju ke kamarnya.
“tolong nak ambilkan tongkatku!” pinta nenek.
“Nenek harus banyak istirahat, karena nenek baru saja sembuh dari sakit”. Aku menuangkan air putih ke dalam gelas, untuk nenek.
“Bapak mau mengantar ibu jualan sayur di pasar, jaga nenek ya!” kata bapak sambil terlihat sibuk membawa dagangan ibu ke kendaraan. Mau tidak mau aku harus menjaga nenek sampai bapak dan ibu pulang dari pasar. Nenek bercerita panjang lebar tentang masa lalunya kepadaku, bahkan pada masa ibu masih kecil hingga sekarang. Aku memperhatikan bagian demi bagian dari ceritanya.
Hari sudah mulai siang. Perutku mulai lapar, dengan pikiran yang tidak tenang aku berjalan meninggalkan nenek,
“nek biyung tak makan dulu ya nek?”
sambil menutup pintu kamar nenek dan menuju kemeja makan.
Ketika aku tengah makan, aku teringat saat masih kecil kalau makan selalu disuapin nenek . Tak lama kemudian terdengar suara batuk-batuk nenek di balik ruang meja makan, aku segera menghentikan makan, dan berlari ke arah dimana nenek beristirahat. Aku gugup dan was-was ketika melihat nenek, keringatku mulai mengalir deras dan detak jatungku berdetak semakin cepat.
“Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah…..Haladzim”.

Aku istighfar dengan mulut yang bergetar. Aku kaget melihat nenek mengacungkan jarinya ke arah luar, dan ingin mengucapkan sesuatu kepadaku, namun nenek tidak mampu berbicara karena batuk yang sangat keras sekali menghambat perkataan yang ingin disampaikannya kepadaku.
Dan aku segera mengambilkan nenek minum.
“minum dulu ya nek!”.
setelah minum batuk nenek langsung reda.
“Nak tolong obat nyamuk bakarnya di matikan agar asapnya tidak mengganggu, dan tolong buka kan pintu jendela itu agar udara dari luar bisa keluar masuk!”.
“ iya..,Nek”. Sambil bengong.
Hati kecilku langsung minta maaf kepada nenek , karena aku sudah su’udhon kepada nenek. Karena ketika melihat kejadian itu aku langsung berfikir bahwa nenek mau syakarathul maut .
Aku berjalan kembali menuju ruang makan, mengingat makananku belum selesai ku makan. Sesuatu yang tidak terduga mengejutkanku.
“lho tadi lauknya sudah digoreng dan sudah mati kok, malah lauknya bernari-nari diatas piringku” berkerut dahuku.
Ternyata nasi dan lauk yang tadi belum selesai saya makan, dimakan segerombol anak ayam dan induknya,
“ Kutu ayaaaaamm…” jeritan sebelku yang keras menerobos dinding ruang makan. Dan terdengar suara nenek dari kamarnya….. maka aku langsung berlari menghampiri nenekku,
“Ada apa lagi, Nek?”
“ Memang sekarang ada ya? Kutu ayam..ha ha ha ha ” Sambil tertawa terbahak-bahak sampai kelihatan gusinya dengan hiasan giginya yang ompong. Hatiku sangat senang sekali ketika melihat nenek bisa tertawa terbahak-bahak. Aku berfikir bahwa kejadian yang sangat singkat tadi bisa membawa beberapa hikmah bagiku, dan saya berdo’a agar nenek bisa selalu menemaniku, dan aku tidak mau melihat nenek sakit lagi, bahkan aku tidak mau kehilangan nenekku.




Dampak Calon Legislatif


Tanggal 9/04/2009 rakyat Indonesia telah merayakan pesta demokrasi yaitu pemilu (pemilihan umum) legislatif, hari yang sangat berarti bagi sebagian rakyat Indonesia terutama bagi para calon legislator. Karena saat itulah nasib mereka dipertaruhkan pada rakyat. Kebanyakan dari calon legislator berambisi untuk meraih kursi legislatif, tak urung berbagai macam cara dilakukan. Mulai dari money politik, obral janji bahkan ada yang menggunakan cara yaitu dengan meminta bantuan dukun (para normal).
Antusiasme menjadi caleg itu tampak dalam perbandingan antara jumlah kursi dengan jumlah caleg bisa puluhan kali lipat. Untuk DPRD Kota Makassar saja ada 1.400 calon anggota legislatif yang memperebutkan 50 kursi DPRD Kota Makassar.
Belum lagi kalau kita melihat perbandingan secara nasional sebanyak 11.215 orang memperebutkan 560 kursi DPR dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah. Sekitar 112 ribu orang bertarung untuk mendapat 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota.
Total caleg 1.624.324 orang dan total kursi yang diperebutkan 18.440 kursi. Sebagian besar dari total caleg 1.627.342 orang tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa 1.605.884 orang bakal gagal memperebutkan anggota legislatif. Sehingga jumlah manusia sebanyak itu sebagian berisiko terjadi gangguan jiwa. ( harian tribun timur 16 April 2009)
Dampak psikologis
Para caleg menaruh harapan besar untuk menduduki kursi legislatif. Tapi harapan yang terlalu besar ketika dihadapkan pada realitas yang bertolak belakang menuntut banyak energi psikologis dalam menghadapi tekanan. Hal ini bisa memicu stres. Karena Persaingan dalam pemilihan legislatif menguras banyak energi dan biaya tidak sedikit. Bahkan tidak sedikit caleg yang berani menjual aset atau bahkan mengajukan pinjaman ke perbankan.
Melihat ketidakseimbangan antara kursi yang tersedia dan jumlah caleg yang bertarung serta besarnya energi yang dikeluarkan oleh para caleg tersebut membuat beberapa pengelola Rumah Sakit Jiwa memprediksi banyak caleg yang membutuhkan perawatan khusus pasca pemilihan legislatif dan tanpa ragu-ragu menyediakan kamar untuk rawat inap. Dan prediksi para pengelola rumah sakit jiwa itu pun tidak meleset, di Jawa Timur beberapa caleg telah menempati sejumlah bangsal.
Demikian juga yang diungkapkan mahasiswa angkatan 2007, “seharusnya para caleg yang bersaing dalam pertarungan merebutkan kursi legislatif harus memiliki kesiapan, bukan hanya dari segi materi tapi juga dari segi mental” tuturnya dengan gambyang dan sedikit dengan guyonan.
Penyebab
Setiap manusia memiliki dorongan dalam dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Rogers menggunakan istilah self actualization sebagai dasar untuk melakukan sesuatu. Dorongan untuk menjadi calon legislatif tidak terlepas dari akibat/hasil yang diperoleh seseorang ketika sudah berhasil memenangkan pileg. Para caleg ini belajar dari pengalaman sendiri atau pengetahuan orang lain bahwa menjadi anggota legislatif menawarkan beberapa reward positif dan penghargaan dari orang lain.
Banyak caleg berasumsi bahwa menjadi legislatif adalah profesi dengan gaji yang tinggi, Ditambah berbagai uang tunjangan, uang rapat, uang jalan maupun komisi-komisi lainnya sering dikatakan kursi dalam di-DPR adalah lahan basah untuk memperkaya diri. Banyak yang tiba-tiba menjadi kaya mendadak dengan menjadi anggota legislatif, Memiliki rumah mewah dan mobil bermerek. Penghargaan terhadap anggota dewan masih termasuk tinggi. Walaupun dengan semakin maraknya isu korupsi. Pressure atau tekanan yang dialami oleh para caleg dalam mencapai tujuan bisa berasal dari dalam atau dari luar, Dari dalam dapat berupa harapan yang terlalu besar dan tidak realistis. Sedangkan tekanan dari luar bisa berupa tekanan dari lingkungan yang semakin besar, persaingan yang semakin ketat dan sebagainya.
Harapan yang terlalu besar dari dalam diri dan persaingan yang semakin ketat dapat menjadi stressor bagi individu. Stressor tersebut menjadi semakin besar ketika kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diinginkan. Istilah psikologi yang banyak ditemui dalam fenomena ini antara lain : stress, distress atau frustrasi.
Sistem kapitalisme
Jika melihat fenomena pemilu sudah bisa dianalogikan dengan pasar modal karena di era pemilu yang multipartai dan multi caleg mengharuskan mereka merogoh kocek (modal) besar dan melakukan praktek money politik sebab jika dalam kaca mata politik masyarakat Indonesia sudah menganggap uang adalah yang paling utama dari pada kualitas caleg tersebut tak urung seorang caleg harus rela membagikan uang agar menarik simpatisan untuk mencapai tujuan tersebut, dalam artian jika seorang kalah modal dengan caleg yang lain maka ia tersingkir.
Meningkatnya angka golput pemilu tahun ini bukan semata-mata dipengaruhi dari pragmatis masyarakat terhadap pemerintahan dan para calon legislator tapi juga dipengaruhi dari sistem pemilihan yaitu contreng dan pembatasan waktu dari KPU membuat ledakan angka golput yang sangat signifikan mencapi angka 40%. Seperti permasalahan, yang terjadi dibeberapa TPS banyak dari calon pemilih harus rela kehilangan suaranya karena waktu yang diberikan oleh KPU sangat minim yaitu 5 jam padahal





Konseling


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kepada pembimbing LBKI yang terhormat. Saya mahasiswa KPI angkatan ’08. Saya memiliki banyak masalah. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara dan latar belakang keluarga saya adalah pengusaha yang sangat sibuk. Bahkan refresing atau pergi bersama pun jarang kami lakukan. Bisa dibilang, keluarga saya jarang sekali punya waktu bersama. Adanya orang tua saya berfikir tentang uang,, uang dan uang. Mereka pikir uang bisa membahagiakan saya sebagai anaknya. Saking sibuknya, mereka tidak pernah memberikan motivasi dan evaluasi belajar terhadap studi saya. Nilai saya dibawah rata-rata kelas. Apa yang seharusnya saya lakukan agar saya dan orang tua saling mengerti? Saya ingin orang tua saya tahu kalau uang tidak menjamin kebahagiaan saya. Saya lebih senang jika memiliki waktu bersama orang tua dan mendapatkan perhatian dari mereka. Selanjutnya, saya cenderung royal dengan teman dan selalu berusaha berbuat baik. Namun kenapa mereka selalu menjauh? Kemudian hampir setiap pagi saya bangun kesiangan. Padahal segala upaya telah saya tempuh. Alarm jam weker dan hp selalu saya setting. Tapi selalu gagal. Sebaiknya saya harus bagaimana? Dan langkah apa saja yang seharusnya saya tempuh? Terima kasih.

Jawaban konsultasi LBKI
Saudara mahasiswa KPP yang sedang bingung, kami ikut prihatin dengan kondisi yang sedang saudara alami sekarang. Sebagai anak nomor satu dari dua bersaudara yang tergolong mampu dalam hal ekonomi, seharusnya bisa menjadi contoh, teladan dan kebanggaan bagi orang tua. Sudah sepantasnya kita bersyukur diberi limpahan harta oleh Allah dan kita juga diharapkan bisa memanfaatkan serta mengelola seoptimal mungkin untuk kebaikan baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Kita tidak bisa begitu saja menyalahkan orang tua yang sibuk mencari uang. Memang kewajiban orang tua diantaranya adalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya termasuk saudara. Saudara sudah memasuki usia dewasa seharusnya saudara lebih memahami kesibukan orang tua dalam mencari nafkah. Yang menjadi pokok permasalahan disini sebenarnya adalah kurangnya komunikasi antara saudara dengan orang tua, kurangnya komunikasi saudara dengan teman kuliah, juga kurangnya pemahaman situasi dan kepekaan saudara dengan lingkungan terutama di lingkungan perkuliahan. Selain sebagai mahkluk individu kita juga sebagai mahkluk sosial artinya kita tidak dapat hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu kita tidak boleh acuh-tak acuh, bahkan cuek dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar kita. Kita harus bisa dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua, saudara, dan teman-teman kuliah. Saudara jangan merasa bahwa orang-orang di sekeliling anda itu tidak mempedulikan saudara, mungkin itu hanya perasaan saudara yang harus dibuang jauh-jauh. Selain itu saudara harus melatih diri mulai sekarang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain, dimulai dari keluarga, saudara, teman dan dilanjutkan dengan lingkungan. Sebagai contoh melalui kegiatan rutinitas saudara sehari-hari misalnya berpamitan dengan orang tua jika akan pergi kuliah atau mau keluar dari rumah, menawari minuman atau makanan , mengajak makan bersama, dan lain sebagainya. Permasalahan lain saudara tidak bisa bangun pagi seharusnya saudara membaca doa dan berniat untuk bisa bangun pagi, jangan tidur terlalu malam, jika tidak bisa bangun pagi walaupun sudah membunyikan alarm/jam beker, saudara bisa pesan orang yang ada di rumah untuk membangunkan lebih pagi. Perlu diperhatikan bahwa jika seseorang mempunyai niat dan semangat untuk melakukan hal yang terbaik demi kemajuan diri insya Allah akan dikabulkan olehnya. Sekali lagi harus tetap semangat, mencoba dan terus mencoba untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Semoga berhasil ! amin.



Sertifikasi Dosen

Semarang, 20 April 2009. Di Fakultas Dakwah mulai awal April sedang berlangsung sertifikasi dosen di IAIN Walisongo termasuk di Fakultas Dakwah. Sertifikasi dilakukan berdasarkan atas Undang-Undang No.14 tahun 2005, yang berbunyi “………”.
Sertifikasi yang Pertama, dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat kualitas dan keprofesionalan dosen dilihat dari aspek pedagogis, profesionalis, kepribadian dan sosial. Sertifikasi ditujukan untuk semua dosen. Dosen yang mengikuti sertifikasi dipilih berdasarkan kuota. Sertifikasi juga berlaku untuk semua dosen perguruan tinggi Universitas di Indonesia. Dosen yang menjalani Sertifikasi baru sebagian dari dosen yang ada, karena akan ada periode selanjutnya.
Sertifikasi pada periode ini dilakukan mulai awal april-20 April 2009. adapun pada tanggal 20 April harus sudah dikirim kepada PT. PESEREDOS (PT. Sertifikasi Dosen). Layaknya anak SMA yang menjalani UAN, demikian pula dosen yang di sertifikasi juga ada yang lulus dan tidak lulus. Ada yang curang ada juga yang sportif. Bahkan, di salah satu kelas BPI di temukan fenomena dosen yang meminta anak didiknya untuk memberikan nilai sertifikasi minimal 3, agar “dirinya” bisa lulus tes uji sertifikasi. Sertifikasi dosen yakni dimana mahasiswa yang menilai dosennya. Maka ada unsur subyektif yang dominan dalam hasil penilaian tes tersebut. Yang seharusnya mahasiswa dituntut untuk menilai dengan seobjektif mungkin, karena dalam lembar soal sertifikasi pada bagian atas telah diberitahukan bahwa menilailah dengan seobjektif mungkin.
Menurut Drs Ali Murtadho selaku Pembantu Dekan I mengatakan bahwa, dalam penilaian sertifikasi ini memang ada unsur subyektifnya, karena mahasiswa yang menilai. Mahasiswa pun ada yang suka dengan dosen itu dan ada juga yang tidak suka. Like and dislike adalah sesuatu yang wajar. Tapi dalam penilaian ini diusahakan untuk seobjektif mungkin.
Kedua, adanya sertifikasi dosen berdampak pada kenaikan gaji pada dosen yang masuk sertifikasi. Kenaikan gajinya sebesar 1X gaji pokok. Jumlah yang lumayan besar.
Sertifikasi ditujukan untuk menilai keprofesionalan dosen. Ketika ditanya metode ini tepat atau tidak untuk mengukur keprofesionalan, ia menjawab “tepat tidaknya metode untuk mengukur keprofesionalan dosen, itu tidak dapat diputuskan. Karena ini hanya sebagai sarana untuk mengukur keprofesionalan dosen”.
Drs. Djasadi salah satu dosen yang masuk dalam daftar sertifikasi menanggapi positif terkait dengan adanya sertifikasi. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya sertifikasi ini sangat baik sekali karena sebagai suatu upaya peningkatan kualitas dosen itu sendiri dan kualitas mahasiswa yang diajarnya. Dia juga menambahkan , pemerintah disamping mengadakan sertifikasi juga harus memperhatikan dosen.
“Kebutuhan saya banyak sekali, untuk mencukupi kebutuhan saya itu tidak cukup jika hanya dengan mengandalkan gaji dosen yang saya terima sekarang ini. Maka dengan adanya sertifikasi ini dapat menaikkan gaji tunjangan sebanyak 1x gaji pokok saya”.
Mas’udan, selaku mahasiswa yang menilai dosen berpendapat, kalau sertifikasi bagi dosen itu memang perlu karena disamping untuk mengetahui kualitas dan kemajuan dosen itu sendiri juga untuk kemajuan masa depan fakultas dakwah dengan dosen-dosen yang berkualitas.
Seorang dosen memang perlu diuji untuk mengetahui bagaimana cara ia mengajar atau menyalurkan ilmunya kepada mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa lah yang berperan karena ia yang menentukan apakah dosen itu layak untuk mendapat nilai plus dan mahasiswa yang menilai sebatas apa tingkat kemahiran dosen dalam menyampaikan materinya kepada mahasiswa.

Missi Magazine is powered by FREEmium Theme.
developed by Blogger templates and brought to you by Blogger Tools